𝑶𝒍𝒆𝒉: 𝑪𝒐𝒏𝒔𝒕𝒂𝒏𝒕𝒊𝒏𝒐𝒑𝒆𝒍 𝑹𝒖𝒉𝒖𝒌𝒂𝒊𝒍
Dalam mengenang 17 tahun kematian saya, “ini cerita untuk kamorang cucu-cucuku, anak-anak Papua yang hari ini di tahun 2018 ini berumur antara 17 dan 18 tahun ... (waktu dong bunuh saya kam baru lahir atau baru umur beberapa bulan).”
“Supaya kamorang tahu bahwa hidup dengan bangsa ini (Indonesia) sama sekali tidak ada pengharapan dan kesempatan.”
“Kalo ko pintar, tapi tidak bisa tukar kulit dan identitas sebagai orang Papua, kesempatan dan pengharapan itu tidak pernah ko akan capai.”
“Tapi kalo ko menyangkal ko pu identitas dan ikut jual ko pu bangsa hanya untuk kesempatan memenuhi ko punya pengharapan, maka semua itu dong akan kasih. Uang dengan jutaan, perempuan bisa ko angkat dua sampe tiga keranjang.”
“Kehilangan Papua bagi indonesia tu suatu disaster atau kerugian atau suatu kehancuran yang sangat besar.”
“Jadi dengan cara apapun dong akan pake untuk tetap pertahankan ko pu tanah Papua karena memang Papua bukan dorang punya.”
“Tahun 2000, Kongres Papua ll pilih saya dan Tom Beanal sebagai Pimpinan/Ketua Presidium Dewan Papua.”
“Deklarasi kami buat dan umumkan ke seluruh dunia untuk keluar dari NKRI.
Jakarta dan seluruh Indonesia dong pusing skali.”
“Lalu Indonesia dong tawarkan Otonomi Khusus sebagai ganti Tuntutan Papua Merdeka.
Tapi Indonesia dong pu tawaran Otonomi Khusus itu mentah-mentah ditolak oleh Bangsa Papua.
Waktu itu, Presiden Abdurachman Wahid (Gusdur) 'lengser' dan diganti oleh Sukarno pu anak perempuan Megawati Sukarnoputri. SBY atau Bambang Yudhiyono menjabat sebagai Menko Polkam.
Yang pu gambar di bawah ini (sebelah kanan), namanya Letkol (waktu itu) Hartomo, dia tu Kopasus dong pu kepala operasi di Jayapura. Dia ni yang dapat komando dari Megawati dan SBY untuk tangkap saya dan bunuh karena dong anggap sayalah yang halang-halangi Pelaksanaan Otonomi Khusus.”
Di bawah ini sa pu surat ucapan Hari Pahlawan Indonesia kepada pembunuh saya yang bernama HARTOMO:
_______________________
0 Comments